AD (728x90)

Sabtu, 19 Oktober 2013

Ayah, Allah Itu Di Mana Yah?

Share it Please






Sore selepas melaksanakan sholat ashar bersama ayahnya, khalid bermain di teras de[an rumahnya yang sederhana tapi rapi. Khlaid betah di rumah meskipun rumahnya sederhana dan tidak ada permainan play station atau mainan mewah lainnya di dalam rumahnya. Ayah khalid seorang karyawan biasa yang tidak mempunyai banyak uang untuk membelikan khalid mainan yang mahal dan bagus. Khalid asik bermain dengan buku gambar dan crayonnya yang dibelikan ayahnya minggu lalu. Khalid sangat gemar membaca dan menggambar. Rasa ingin tahunya yang besar membuatnya menjadi anak yang cerdas.
Pak Rahmat ayah Khalid tak lama kemudian duduk di kursi di sebelah Khalid yang sedang asik menggambar. Pak Rahmat asik dengan kesukaannya yaitu mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an dari hp nya. Khalid sering mendengarkan ayahnya yang sering menirukan lantunan ayat suci dan suara ayahnya kedengaran merdu di telinga khalid.
“ayah….” seru Khalid sambil naik kepangkuan ayahnya.
“iya ade, kenapa sayang” jawab ayahnya dengan lembut.
“Khalid pengen tanya yah… boleh?” rajuknya sambil memegang kedua pipi ayahnya.
“boleh dong sayang, kenapa tidak ade” jawab Pak Rahmat sambil memegang hidung Khalid.
“kalau Allah itu ada, terus Allah tinggalnya di mana yah? kok Khalid tidak bisa melihat Allah yah” tanya Khalid kepada ayahnya yang tersenyum mendengar pertanyaannya.
Pak Rahmat menghela nafasnya sambil membetulkan posisi duduknya dan duduk khalid agar nyaman menjelaskannya kepada anaknya yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
“ade, Allah itu ada dan Allah berada di tempat yang tinggi” jawab Pak Rahmat dengan lembut.
“tempatnya di mana yah?” tanya Khalid semakin penasaran.
“Allah itu ada di tempat yang namanya Al arshy ade sayang” jelas pak Rahmat.
“tapi kok Khalid tidak bisa melihatnya yah?” tanya Khalid kembali.
“kita tidak bisa melihatnya sayang, tapi Allah melihat kita. Allah melihat apa yang ayah, ade, ibu dan semua mahluk di dunia ini sayang. Nah… umpama nih ade bohong sama ayah, ayah memang tidak tahu tapi ada yang tahu. Siapa tebak…” kata Pak Rahmat kepada Khalid yang serius mendengarkan.
“Allah ya yah yang tahu kalau Khalid bohong” tukas Khalid menjawab ayahnya.
“iya, betul sekali sayang. Allah yang melihat karena Allah memperhatikan setiap mahluknya. Kalau ade gak pinter trus suka membantah ayah atau ibu masih untung kalau ayah yang marah. Bagaimana coba kalau Allah yang marah kepada ade hayoo” Ujar pak rahmat kembali kepada anaknya.
“kok Allah bisa tahu ya yah kalau ada anak yang bohong atau nakal” tanya Khalid semakin penasaran.
“karena Allah itu ada di mana-mana sayang” jawab Pak Rahmat.
“berarti Allah banyak ya yah kalau di mana-mana” kejar Khalid.
“Allah itu satu atau Esa sayang, tidak beranak dan juga tidak di peranakkan, tidak berayah juga tidak beribu” tersenyum Pak Rahmat menjawab keingin tahuan anaknya.
“kok di mana-mana ayah kalau cuma satu?” Khalid terus menanyakan keingin tahuannya.
“sayang, Allah ada di mana-mana dengan ilmunya, dengan kebesarannya. Karena langit dan bumi itu adalah ciptaan dan kepunyaan Allah beserta seluruh isinya sayang” jawab Pak Rahmat sambil memeluk pundak Khalid yang duduk di pangkuannya.
Sejenak Pak Rahmat diam sambil melihat anaknya yang sudah tumbuh menjadi anak yang serba ingin tahu dan cerdas dibanding teman sebayanya yang baru berumur 9 tahun.
“nah sekarang ayah mau tanya kepada ade, mau jadi anak yang disayang Allah atau anak yang tidak disayang oleh Allah?” tanyanya kepada Khalid.
“mau disayang Allah yah” jawab Khalid singkat.
“dengarkan ayah ya sayang, Kalau mau disayang Allah berarti ade harus patuh kepada ayah dan ibu. Harus rajin shalat, rajin mengaji Al-Qur’an dan memahami isinya, harus hidup mencontoh Nabi Muhammad, harus selalu berbuat baik kepada semua orang. Tidak boleh jahat kepada teman atau kepada orang lain. ade bisa?” tanyanya kepada Khalid.
“siap… bisa yah” kata Khalid sambil balik badan dan tangannya menghormat kepada ayahnya. Pak Rahmat pun tertawa sambil meggelitiki pinggang Khalid.
Kehidupan keluarga yang sederhana Khalid dan ayah ibunya membuat temannya yang lain iri. Khalid begitu dekat dengan ayah ibunya yang senantiasa menasehatkan kebaikan dan kebenaran kepada Khalid. Dan di sekolah, Khalid menjadi siswa yang berprestasi. Ayah ibunya selalu mengajarkan sopan santun dan bagaimana cara bergaul dan berbicara dengan orang lain. Khalid tidak ragu menolong temannya yang kesusahan meskipun dia sendiri membutuhkan.
“ade besar nanti ingin jadi apa coba ayah pengen tahu” tanya Pak Rahmat kemudian kepada anaknya.
“tentara yah” jawab Khalid tegas.
“bagus itu sayang jadi tentara bisa membela yang lemah” tambah Pak Rahmat.
“tapi jadi tentara Allah yah, biar disayang sama Allah. Biar Khalid bisa menolong orang lain yang lemah yah” jawab Khalid tanpa berfikir dulu.
“subhanallah” gumam Pak Rahmat sambil memandang bangga kepada anaknya dengan mata yang berkaca-kaca.
“nah… kalau mau jadi tentara Allah, tugas ade sekarang adalah rajin Shalat, mengaji, rajin menuntut ilmu dan berbakti kepada ayah sama ibu ya sayang. Allah mendengar cita-cita ade dan pasti Allah akan mengabulkannya” ujar Pak Rahmat menasehati anaknya.
“nah karena sudah senja, ade pakai bajunya yang untuk ke masjid kita ke masjid ya sayang. Kasih tahu ibu juga dan kita berangkat bersama ke masjid mumpung belum adzan” kata Pak Rahmat kepada Khalid.
“iya yah” sambil turun dari pangkuan ayahnya.
Keluarga kecil yang penuh dengan kesederhanaan dan tanpa kemewahan namun mereka begitu bahagia. Keberasmaan yang begitu indah karena saling menyayangi dan saling menasehati. Khalid serta ayah ibunya selalu berbahagia dan senantiasa berbagi dengan yang lain yang membutuhkan. Keluarga kecil yang menjadi impian setiap orang yang tinggal disekeliling mereka.

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

© 2013 Puisi Jalanan. All rights resevered. Designed by Templateism