AD (728x90)

Sabtu, 07 September 2013

Kabar Dari Kematian

Share it Please
1378610255769565216 
Malam ini aku kembali menghabiskan malam-malam ku di depan komputer seperti hari yang lalu.  Jemariku mulai asik memainkan keyboard yang sudah menjadi teman akrab ku hampir separuh umur ku. Beberapa hari yang lalu santer broadcast di bbm tentang tanda kematian. Jariku pun segera memulai pencarian di google tentang berita itu. Dan tak berapa lama muncullah halaman yang persis seperti aku baca beberapa minggu yang lalu. Aku pun larut dalam membaca ku dengan tanda-tanda yang disebutkan dalam artikel tersebut. Ketika aku samapai pada sebuah tanda yaitu denyutan yang terjadi di tengah dahi, tiba-tiba dahi ku berdenyut dengan kencangnya.

“ya Allah” teriak ku tertahan.

Badan ku tiba-tiba gemetar dan tubuh ku mendadak menjadi dingin. Aku meneruskan membaca dan kembali satu tanda itu terjadi lagi, dan kali ini adalah denyutan di bawah pusar. Akupun semakin gemetaran gak karuan. Entah mengapa mendadak aku begitu ketakutan. Ya, ketakuta akan di jemput oleh kematian yang begitu aku lupakan selama ini. Aku yang selama ini mengira jika kematian akan mendatangiku di saat usia ku sudah lanjut. Sejenak kemudian tubuh ku lunglai dan jatuh tersungkur, tangisku pecah digelapnya malam yang dingin dan sendirian.

“ya Allah, apabila Engkau memanggil hamba secepat ini bekal apa yang akan hamba bawa menghadap Mu ya robb” isak ku sambil bersujud.

“hamba tak sanggup membayangkan gelapnya malam dalam kubur, terbaring sendirian tiada teman dan menahan semua siksaan balasan untuk amalan buruk hamba ya Allah” air mataku seperti air yang mengalir deras membasahi wajah ku dan menggenang di lantai.

Badan ku begitu menggigil dan gemetaran karena bayangan kematian yang sebentar lagi akan menjemput. Makanan pun tak mampu lagi aku telan dan kaki ku begitu gemetar untuk berdiri dan melangkah. Setiap terbayang terbaring sendirian di dalam himpitan tanah, tangis ku tak terbendung lagi. Dalam shalat ku pun takhentinya tangisan dan air mata yang keluar.

Di satu pagi aku beranikan bercerita pada teman ku
“mas, aku minta maaf kalau selama ini aku ada salah ya mas” kataku dengan suara gemetar pada teman ku.
“semua manusia pasti pernah salah, memangnya kenapa bilang gitu kaya yang mau mati saja” jawabnya kemudia.
“iya mas, aku mendapatkan tanda yang persis di tulis dalam sebuah artikel tentang tanda kematian mas” kata ku sambil mengatur letak duduk ku.

“dalam artikel itu di sebutkan tandanya dan jarak antara kematian dengan tanda sebelumnya yang muncul mas, dan kalau menurut tanda itu waktu ku tak lebih dari 3 hari saja mas” air mataku kembali mengalir setelah berkata menjelaskan.
“wah… jangan bikin takut ah” air muka mas Edy seketika berubah menjadi pucat pasi mendengarkan penjelasan ku.

“jangan terlalu percaya dengan hal itu, karena kematian itu hanya Allah yang tahu kapan kejadiannya dan kedatangannya pun mendaak” tegasnya menghibur. Tapi dalam hati aku merasakan ketakutan yang terpancar dari sinar matanya dan gemetar suaranya saat bicara.

“wallahu a’lam mas, semoga umur ku masih di panjangkan dan masih diberi waktu untuk bertaubat dan memperbaiki diri” kata ku lirih karena menahan tangis dan air mata yang terus mengalir dengan derasnya.
“tawakkal saja, hidup mati itu di tangan Allah. Dan lebih baik kamu sekarang shalat dan perbanyak dzikir” nasehat mas Edy kepada ku.
“iya mas, terimakasih sarannya” jawab ku pelan. Karena malam sudah semakin larut aku memutuskan untuk pamitan pulang.

Di sepanjang perjalanan pulang pikiran ku selalu terbayang akan kematian yang begitu menakutkan untuk ku. Kematian yang akan mengahiri kisah hidup ku di dunia yang fana ini. Semenjak kejadian itu aku menghabiskan hari ku dengan memperbanyak ibadah dan bersiap jika kematian itu datang menjemput ku.
Seminggu berselang rasa takut akan kematian tak juga surut. Sampai pada satu malam aku buka kembali internet untuk sekedar menambah wawasan tentang islam. Dan aku temukan artikel tanya jawab pada sebuah web yang mengatakan jika berita tentang tanda kematian itu adalah batil dan tidak ada dasar dari qur’an maupun sunnah Nabi. Perasaan ku terasa lega dan seperti keluar dari sebuah himpitan yang begitu berat untuk aku tanggung. Namun, terlepas dari semua itu kematian akan tetap datang entah itu kapan. Dan aku melakukan apa saja yang terbaik untuk menyambutnya.

“ya Allah…. jika Engkau tidak mentakdirkan hamba mati syahid membela agama Mu, maka takdirkanlah hamba mati dalam keadaan khusnul khatimah dalam islam dan iman” doa ku dalam setiap waktu sehabis shalat ku.
———————–*********————————
semoga dapat membawa hikmah bagi kita semua
karya Lyon Abiemanyu

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

© 2013 Puisi Jalanan. All rights resevered. Designed by Templateism