AD (728x90)

Minggu, 08 September 2013

Little Miss Sumbing: Cantik dari Hati, Bukan dari Mahkota

Share it Please
Karya asli : Rea @ykwaria
Terinspirasi Dari Film Little Miss Sunshine

Sejak lahir bibirnya Cantik memang berbeda dengan bibir anak-anak lainnya. Bukan sumbing, tapi bibir bawah dan bibir atas sama-sama tertarik ke atas dan ke bawah, hingga gigi dan gusinya terlihat jelas. Meski begitu para tetangga menyebutnya sumbing. Kini usia Cantik sudah sembilan tahun. Di usia sekecil itu dia sudah terbiasa dengan hinaan yang datang padanya karena memiliki bibir yang berbeda. Orang tuanya yang miskin sedang mengumpulkan uang untuk operasi bibirnya nanti. Sementara itu Cantik ingin membantu ayah ibunya mengumpulkan uang. Dia mendengar kalau ada kontes ratu kecantikan cilik, “Little Miss”, di kelurahan. Hadiahnya tak besar, tapi bagi Cantik itu sangat besar. Diam-diam gadis kecil itu pun ikut mendaftar bersama teman-temannya yang lain. Saat datang ke kelurahan, para panitia malah menertawakan dan menyuruhnya untuk tidak ikut kontes. Namun Cantik yang rasa percaya dirinya sangat tinggi, tetap bersihkeras untuk diberikan formulir. Setelah itu dia pulang dan menunjukkan formulir itu pada ibunya.

Hartati, Ibu Cantik, hanya bisa duduk terdiam lemas saat tahu anaknya pulang membawa formulir pendaftaran Little Miss di kelurahan. Sementara itu Cantik langsung masuk ke dalam kamar, dan menyalakan televisi 14 incinya. Gadis kecil itu menonton siaran ulang penobatan Miss World sambil memutar lagu kesukaannya di ponsel. Ia lalu mengambil bando berbentuk bintang dan memakainya, menganggapnya seperti mahkota di kepala ratu kecantikan. Setelah itu ia berjoged di depan televisi dengan gayanya sendiri. Dari balik pintu, Hartati mengamati tingkah anaknya, dan memandanginya. Tubuh anaknya itu gendut, pendek, kulitnya hitam, rambutnya keriting dan kemerahan, dan bibirnya berbeda dengan bibir anak lainnya. Hartati pun galau, harus melarang anaknya ikut kontes kecantikan atau membiarkannya saja. Malam harinya dia memberitahu suaminya. Karyo, suami Hartatik, malah tertawa terbahak-bahak saat tahu Cantik akan ikut Little Miss di kelurahan. Pria itu menyuruh Hartati membiarkan saja Cantik ikut kontes kecantikan itu. Dia ingin agar Cantik tahu tentang hidup yang sebenarnya, meski usianya masih sembilan tahun.

Seminggu kemudian, Cantik dan ibunya pergi ke kelurahan. Para tetangga menertawakan mereka karena melihat dandanan cantik yang terlalu menor, dan baju yang dipakainya juga kekecilan. Hartati yang malu, akhirnya mengajak Cantik masuk ke dalam gang sepi. Disana Hartati menghapus riasan wajah Cantik yang terlalu menor dan memarahinya.

“Sudah ibu bilang, jangan pake lipstik. Umurmu masih sembilan tahun.”

Cantik diam saja, meski dia tak suka ibunya menghapus lipstik tebal di bibirnya. Gadis kecil itu hanya bisa mengeluarkan amarahnya lewat napas yang dibuangnya. Disaat yang bersamaan, kancing bajunya di area perut copot karena tekanan kuat perutnya yang mengembung sedangkan bajunya kekecilan.

Hartati yang melihat itu hanya bisa berteriak, “Ya Ampun…….!”. Setelah itu dia mengambil peniti dari tasnya dan menjadikannya kancing untuk baju anaknya.

“Sekali lagi kau mengembungkan perutmu, kau gak akan bisa ikut kontes kecantikan, soalnya bajumu ini akan terbuka, dan perutmu yang gendut ini akan keluar. Gak ada ratu kecantikan yang perutnya gendut, Cantik!”Tegur Hartati.

Cantik hanya tertawa dan menganggap ibunya sedang bercanda. Hartati yang sudah lelah menasehatinya, akhirnya langsung membawa Cantik ke kelurahan.
Sampai disana, Cantik pun ditertawakan banyak orang yang memenuhi aula. Banyak yang berkomentar, “Si Sumbing ikut Little Miss? Ini bukan Little Miss Sumbing, Cantik!”. Meski begitu, Hartati berusaha menutup dua telinga anaknya dengan kedua tangannya, sambil menuntunnya ke meja panitia untuk registrasi.

Saat ibunya sibuk di meja panitia, Cantik masuk ke bilik peserta. Disana dia bertemu dengan para kontestan Little Miss lainnya. Hampir semuanya tidak ada yang segendut Cantik. Baju mereka juga bagus-bagus dan mahal-mahal. Sedangkan Cantik memakai baju bekas tetangganya yang berkancingkan peniti karena kekecilan. Dia lalu menengok sepatu yang dipakianya. Itu sepatu bekas yang dipungut ayahnya sebulan yang lalu, sesudah ditambal menggunakan lem besi. Rasa percaya diri Cantik tiba-tiba menurun. Gadis kecil itu memilih duduk di pojokan sambil memandangi teman-temannya yang sibuk berlatih menari, menyanyi, dan akrobatik. Datang seorang kontestan cilik dan mengolok Cantik, “Bibirmu jelek! Sumbing. Kenapa ikut?”
Cantik diam saja, meski wajahnya berkeringat deras karena malu bercampur marah. Tak lama kemudian muncul Sherly, satu kontestan yang duduk di sebelah Cantik, sembari sibuk memakan burger jumbonya. Cantik lalu menoleh ke arah Sherly, dan memandangi tubuhnya yang sama gendutnya dengan cantik. Cantik pun tersenyum lega, karena ada kontestan yang segendut dirinya. Setidaknya dia tak sendirian.

“Kita sama-sama gendut.”Ucap Cantik dengan tertawa ke arah Sherly,
Mata Sherly langsung terbelalak lebar, “Apa?
Sherly yang kesal lalu mengambil cermin dan menyuruh Cantik memegangnya. Mereka duduk bersebelahan dan bergantian memandangi wajah mereka di depan cermin.

Cantik yang awalnya tersenyum lega, pelan-pelan mengerutkan wajahnya, dan menangis saat tahu perbedaan antara dirinya dengan Sherly. Wajah Sherly cantik, sedangkan Cantik?

“Bibirmu sumbing!”Bentak Sherly yang lalu kabur karena melihat Hartati datang.

“Cantik, ada apa?”Tanya Hartati yang heran melihat anaknya menangis di pojokan. “Jangan menangis. Sebentar lagi giliranmu tampil di panggung!”

Cantik pun mengangguk dan mengusap air matanya. Setelah itu ia mengantri dengan kontestan lainnya, untuk tampil di atas panggung.

Rasa percaya diri Cantik kembali memuncak saat gadis kecil itu berada di atas panggung. Dia menari dengan gayanya sendiri. Sementara itu semua penonton tertawa dan mengoloknya. Apalagi ketika tiba-tiba baju Cantik sobek karena kekecilan dan gerakan tariannya yang berputar-putar. Perut gendutnya pun menyembul keluar. Ditambah sepatu yang dipakainya patah, hingga gadis kecil itu jatuh persis di tengah panggung. Penonton dan dewa juri lagi-lagi tertawa. Meski begitu Cantik bangkit dari jatuhnya, dan menuntaskan tariannya sampai selesai.

Di belakang panggung, Hartati diomeli Marina, sahabatnya. Marina tak habis pikir kenapa Hartati mengizinkan Cantik untuk ikut kontes kecantikan Litlle Miss, karena yang ada Cantik malah ditertawakan dan dibuat malu. Namun Hartati punya alasan tersendiri.

“Aku ingin anakku tahu kalau inilah hidup. Kadang kita dipuja, kadang kita dihina. Kadang kita disuka, kadang kita dibenci. Dia harus tahu kalau setiap pilihan selalu ada resikonya. Kontes ini pilihannya, jadi dia harus tahu resikonya. Dia harus belajar tentang penolakan atau kegagalan, karena dalam hidup ini kita tak selalu diterima ataupun berhasil. Anakku berbeda dengan anak-anak lainnya. Dia dihina sejak terlahir di dunia. Mau tidak mau, suka tidak suka, dia harus tahu bahwa inilah takdirnya. Dimanapun dia berada, akan selalu ada orang yang menertawakan dan menghinanya. Aku tak mau anakku terus bersembunyi di dalam kamar agar dia aman. Dia harus keluar untuk tahu inilah dunia yang sebenarnya. Aku tak mau anakku menjadi penghayal, pemimpi, dan pemalu yang pengecut.”

Hartati lalu pergi meninggalkan Marina, dan menemui Cantik yang menangis di pojokan belakang panggung. Tak lama kemudian, panitia pun mengumumkan juara kelima sampai juara pertama yang menjadi Little Miss dan mendapatkan hadiah uang, mahkota dan piala. Tapi Nama Cantik tak masuk di dalamnya. Cantik kembali menangis di pelukan ibunya, namun itu tak lama, karena gadis kecil itu tiba-tiba memperlihatkan ekpresi yang biasa dan datar-datar saja. Dia bahkan mengajak ibunya untuk segera pulang.

Sepanjang perjalanan pulang, Hartati dibuat aneh oleh anaknya. Cantik terus saja menari dan menyanyi dengan cerianya, seolah-olah sudah melupakan apa yang sudah dialaminya. Sampai akhirnya gadis kecil itu jatuh di tengah jalan. Hartati yang tertinggal jauh di belakang, langsung berlari menghampiri anaknya, namun ada seorang gadis cantik yang sudah menolong Cantik. Gadis itu bernama Azzura, yang kecantikannya seperti bidadari. Cantik saja membelalakkan mata saat tahu gadis yang menolongnya itu.

“Kamu gak apa-apa, anak manis?”Tanya Azzura, sambil membantu Cantik berdiri.

“Gak apa-apa, Tante. Wah, tante cantik sekali.”Puji Cantik sambil mengagumi wajah Azzura yang cantik, rambut panjangnya yang indah, dan pakaiannya yang bagus juga wangi.

“Terimakasih Mbak, sudah nolong anak saya.”Ucap Hartati yang baru sampai, dan langsung membersihkan Pakaian dan rambut Cantik yang kotor.

Azzura hanya mengangguk dan tersenyum manis, lalu memberi Cantik sebatang permen lolipop.

“Ini untukmu.”

“Terimakasih Tante. Tante cantik sekali. Apa tante pernah ikut kontes kecantikan juga?”

Azzura tertawa dan menggelengkan kepala. “Gak pernah.”

“Kenapa?”Tanya Cantik dengan lugunya.

“Karena cantik itu dari hati, bukan dari mahkota.”Jawab Azzura sambil tersenyum dan mengerlingkan mata indahnya, lalu pergi meninggalkan Cantik dan ibunya.

Cantik diam saja dan melamun sambil memandangi Azzura yang sudah pergi jauh di belakang sana. Tak lama kemudian, Cantik tersenyum lebar memperlihatkan gigi dan gusinya, juga bibirnya. Setelah itu dia mengangguk seolah-olah memahami ucapan Azzura, lalu mengajak ibunya pulang ke rumah.

SELESAI

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

1 komentar:

  1. 2019 ford escape titanium hybrid
    2019 ford escape titanium hybrid. 2019 is a titanium sunglasses brand titanium vs stainless steel apple watch new hybrid titanium density of 2020's 2020's Sonic the Hedgehog titanium forging 1, as aluminum vs titanium well as two more new Sonic games for the Genesis

    BalasHapus

© 2013 Puisi Jalanan. All rights resevered. Designed by Templateism