AD (728x90)

Rabu, 04 September 2013

Percakapan Terahir

Share it Please
malam ini terasa berbeda dengan malam malam biasanya. perasaan ku gundah seperti tak menentu dan kacau. tiba tiba hp ku berdering dengan ringtone lagu kesukaan ku going under.

“assalamaualaikum” sapa ku lembut

“waalaikumsalam” jawaban dari suara di sebeang sana yang sangat aku kenal

“gimana kabare le?” tanyanya halus dan lembut

“alhamdulillah baik mak” begitulah aku memanggilnya. emak., iya emak panggilan has orang desa kepada ibunya.

“emak sendiri gmana kabarnya? sehat kan mak?” tanya ku dengan sopan dan lembut

“alhamdulillah sehat le… tapi ya ngerti sendiri emak gimana keadaannya. emak dan bapak sudah tua sudah sakit sakitan” paparnya dengan suara hasnya yang begitu aku rindukan.

“alhamdulillah emak kalau sehat, saya selalu mendoakan emak dan bapak selalu sehat senantiasa” jawab ku dengan suara lembut tapi agak serak.

“kapan kamu nikah lagi le? mumpung emak masih hidup” timpalnya lagi dengan nada yang lain dari biasanya, ahir ahir ini memang selalu pertamyaan itu yang di tanyakan kepada ku.

“nggih.. sebentar lagi mak, minta do’anya mak semoga lekas terlaksana” sambil terasa berat menjawabnya. pertanyaan yang sama yang di tanyakan setiap kali menelpon.

“le.. besok emak mau ke rumah adik ipar mu, mau ada hajatan le. emak minta bekalnya punya nggak le?” tanyanya sambil ketawa dengan renyah dan merdu di telinga. sambil terdengar suara bapak yang batuk batuk di belakangnya.

“nggih… besok jam 9 saya transfer mak” jawab ku dengan candaan juga

“lha kok siang le? gak bisa pagian?” tanyanya lagi

“nggih gak bisa to mak, kan banknya aja buka jam 9 kurang seperempat” jawab ku lagi dengan sedikit menggoda emak.

” humh ya udah besok emak tunggu yo le, buat ongkos trus buat belanja mau bikin wingko buat oleh olehnya” jelasnya dengan antusias.

“siap 86 mak hehehehe” seloroh ku

“yo wes emak mau istirahat, kamu juga jangan sering begadang terus jaga kesehatang yo le. assalamualaikum” tutupnya dengan lembut dan penuh nasehat

“nggih mak, waalaikumsalam” jawab ku hangat

malam ini berlalu tanpa bisa aku memejamkan mata. ada rasa tak menentu yang hadir dan menyeruak dalam dada ku. mata ku nanar memandang langit langit kamar ku yang kusam. tak tenang rasanya hati langsung aku ambil hp dan ku buka aplikasi mig33 dan join di room di mana teman teman ku nongkrong. kami pun bercanda dan tak terasa adzan subuh menggema. aku pun bergegas bangun dan kemudian ke kamar mandi mengambil air wudhu dan melakukan sholat subuh. seusai sholat aku ambil al qur’an dan membacanya. setelah melakukan rutinitas pagi itu aku kembali merebahkan tubuh ku di atas pembaringan berharap bisa tidur. namun tak sejenak pun mata ku mau terpejam.
pukul 07:30 hp ku kembali berbunyi dan aku angkat

“assalamualaikum pak” ternyata yang telpon adalah bapak kali ini

“waalaikumsalam” terdengar suara bapak yang terdengar seperti kebingungan

“ada apa pak kok kaya kebingungan” tanya ku penuh selidik

“emak kecelakaan le, di tabrak motor dari belakang sepulang dari pasar” balas bapak dengan bingungnya

“lha keadaanya gimana pak” tanya ku sudah gak tenang

“bapak gak ngerti le.. bapak lagi setor barang ke tuban” jawab bapak

“nggih sampun saya tak telpon rumah pak” jawab ku gak sabar. tanpa ba bi bu lagi aku tutup telepon dan aku telpon adik iparku. sesaat kemudian

“mas……. emak kecelakaan” kata adik iparku dengan teriak dan menangis keras, sebelum aku tanya

“lha kecelakaan gimana? keadaanya gimana?” tanya ku dengan suara yang aku bikin setenang mungkin.

“gak tau mas.. di bawa ke rumah sakit. kepalanya berdarah semua” jawabnya dengan menangis. belum sempat aku selesaikan telpon dengan adik ipar ku, bapak menelpon kembali dan langsung aku angkat.

“le……………. emak sudah gak ada le” tukas bapak dengan suara tangisnya

“nggih pak, ihlas nggih pak” jawab ku pelan

“bapak gmana pun waktune emak di ambil oleh Allah pak. mungkin ini yang terbaik buat emak dan tadi emak sudah pamit pak” jawab ku seakan tak percaya. kemudian bapak menutup telponnya. aku pun terduduk terdiam di depan pintu kamar. terngiang kata ibu semalam “kok siang le” mungkin itu sebuah pertanda.

kilas balik 15 menit sebelum ibu meninggal, aku terduduk di tempat tidur dan tiba tiba ibu datang dengan berjilbab putih dengan wajah sendunya.

“le emak pamit ya le” katanya sambil duduk di tepi pembaringan ku.

“pamit gimana mak?” tanya ku kepada sosok yang menyerupai ibu dengan tenang

“emak sudah gak kuat le… titip bapak titip adik ya le, kamu yang paling lemes sifatnya di antara mereka, jadi penengah ya le gantiin emak” ujarnya dengan lembut

“nggih mak, mak yang tenang nggih mak” balas ku dengan senyuman.

 tak lama kemudian sosok emak itu pun pergi seperti di kawal dua orang. dan pergi meninggalkan ku yang masih terduduk di tempat tidur. terbayang kembali percakapan semalam dan rupanya itu adalah percakapan terahir dengan emak yang paling aku sayangi. namun aku cegah air mata ini jangan sampai menetes. karena hanya akan memberatkan langkah emak.

pukul 11 siang jasad emak di kebumikan di pemakaman umum di kampung halaman bapak. jam 15:30 dengan naik kereta malabar aku pulang enuju kampung halaman ku. berjubel karena pas dengan liburan nasional tanggal 1 juni. kereta api penuh sesak meskipun naik kereta api bisnis namun aku dapat tempat berditri di pinggir pintu depan wc bersama para tentara yang mau liburan. pukul 05:30 aku sampai di kota kelahiran ku setelah semalaman begadang di kereta dari bandung. sampai di rumah aku di sambut bapak dengan mata cekung karena menangis. di peluknya dengan erat aku oleh bapak.


“le, emak sudah gak ada lagi le” bisiknya lirih
“nggih pak, nggak usah di tangisi nggih pak” jawab ku menenangkan bapak. kemudian kami melangkah masuk ke dalam rumah. di dalam rumah di sambut adik ku dengan tangisannya yang tak tertahankan. 
di peluknya aku dengan tangisannya

“mas.. maaf ya mas gara gara aku emak meninggal” ucapnya dengan nada gemetar

“iya nggak papa semua sudah takdir dari Allah jangan di tangisi” jawab ku menenangkan adik ku

kemudian aku bergegas ke makam emak sendirian. karena sewaktu pemakaman aku masih ada di bandung

segera aku duduk di samping makam ibu dan berdoa

“ya Allah ya Robb Tuhan pemilik manusia dan pemilik alam semesta, hamba mohon ampuni segala dosa ibu hamba, ampuni segala kesalahan beliau dan lapangkan kuburnya berilah beliau tempat yang terindah di sisi Mu ya Robb.. amin” aku pun menutup do’a ku. dan kemudian aku berucap lirih

“emak… maafin anak mu belum bisa membahagiakan emak sampai emak di panggil Allah, maafin segala salah anak mu yang belum bisa menjadi anak yang berbakti ini” ucap ku

“akan aku penuhi segala amanah dari emak untuk menjaga bapak dan adik, hanya doa buat emak sekarang sebagai tanda bakti anak mu ini untuk emak” sambil aku tata tanah yang masih basah yang menimbun jasad emak tercinta ku. tak setitik air mata pun yang menetes dari mataku. karena aku tau setitik air mata bagaikan cambuk dari neraka yang menghunjam tubuh emak ku. aku sayang emak dan akan berbakti selamanya untuk mu emak.

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

© 2013 Puisi Jalanan. All rights resevered. Designed by Templateism